Mazmur 132:7 “Mari kita pergi ke kediaman-Nya, sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya.”
Kalau kita kembali membaca Alkitab, di sana tidak banyak mencatat tentang masa kanak-kanak Yesus. Namun memberi kita contoh dimana Maria dan Yusuf spergi ke Yerusalem untuk merayakan hari paskah, dan mereka membawa serta Yesus yang berusia dua belas tahun.
Saat itu, laki-laki dan perempuan bepergian secara terpisah. Yusuf mengira Yesus bersama Maria. Sementara Maria mengira Yesus bersama Yusuf. Lalu mereka menyadari jika Yesus tidak ada. Lalu dengan panik mereka kembali ke Yerusalem dan menemukan Dia tiga hari kemudian sedang berada di bait suci asyik berbicara dengan para tua-tua.
Mungkin kita sama seperti Maria dan Yusuf, yang lebih asyik menikmati kebersamaan dengan sekitar hingga kehilangan fokus kepada sesuatu yang harus diperhatikan dengan baik. Dalam hal ini, di tengah hiruk pikuk perayaan, kita melakukan banyak sekali persiapan, namun kemudian kita kehilangan fokus kepada Yesus.
Mungkin tanpa sadar, ada banyak dari kita yang berkata, “Aku mau menyediakan waktu untuk Tuhan, tapi aku terlalu sibuk. Aku bekerja terlalu keras dan tidak punya waktu untuk berdoa dan merenungkan Firman-Nya.” Tetapi kita justru meluangkan banyak waktu untuk hal-hal yang hanya penting untuk diri kita sendiri.
Kabar baiknya, meskipun kita lupa pada-Nya, Tuhan tidak pernah lupa pada kita. Yesus datang ke dunia, lahir di palungan yang sederhana, agar kita dapat memiliki rumah kekal di surga. Kasih-Nya yang luar biasa ini menjadikan kita pribadi yang diberkati.
Menjadi orang yang diberkati bukan soal memiliki banyak hal, tetapi tentang menyadari kehadiran Tuhan di dalam hidup kita. Natal bukan tentang seberapa sibuk kita merayakannya, tetapi tentang hati yang penuh syukur. Mari kita sujud menyembah di hadapan-Nya dan mengundang Yesus masuk dalam hidup kita (Mazmur 132:7). Ketika Tuhan hadir, kita menjadi pribadi yang benar-benar diberkati.
source: jawaban.com