Les Pari Risqués du Ciel: Explorations et Découvertes au Jeu de lAvion Casino

Dans son ouvrage captivant, l'auteur nous entraîne dans un univers où l'aviation devient un véritable jeu de hasard. Les destins se croisent, les enjeux s'élèvent, et les pilotes se lancent dans des défis toujours plus audacieux. Chaque vol devient une aventure, chaque manœuvre un risque calculé. L'effervescence du sur le net Jeux lobby plane au-dessus de chaque exploration aérienne, ajoutant une dimension de suspense à chaque instant.

Les passionnés d'aviation trouveront dans ces récits une source inépuisable d'inspiration et d'émerveillement. Les descriptions détaillées des paysages survolés, des rencontres inattendues et des défis surmontés transportent le lecteur au cœur de l'action. Les pilotes deviennent des joueurs intrépides, pariant sur leur habileté à dompter les cieux tout en jonglant avec les aléas du Jeu de l'Avion Casino.

Chaque page de ce livre est comme une carte posée sur la table de jeu, invitant le lecteur à se laisser emporter par le tourbillon des aventures aériennes. Les découvertes se succèdent, les émotions s'entremêlent, et l'adrénaline monte à chaque virage. L'auteur nous rappelle que, dans le deposit Jeux les populaires, la prudence peut parfois être la clé du succès, mais que le goût du risque fait aussi partie intégrante de l'expérience aérienne.

En refermant ce livre, on réalise que voler n'est pas seulement une question de mécanique et de navigation, mais aussi une véritable aventure humaine. Chaque pilote, chaque passager, devient un acteur de ce grand théâtre aérien où se jouent les parties les plus exaltantes du se connecter Jeux 2024. Les ciels deviennent des terrains de jeu infinis, où se mêlent passion, courage et audace.

Masa Penuaian Sekolah Dan Kampus

Materi COOL Youth (COT – Commander of Thousand) Minggu 3 | Juni 2024

“DIDIKLAH ORANG MUDA menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
Amsal 22:6

Penjelasan Materi

Shalom Youthers dan JC Crew. Sebelum membahas ayat tersebut diatas, apabila kita memperhatikan sebuah data tentang kondisi anak-anak muda di Indonesia, menurut data dari Bapak Hasto Wardoyo Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang di muat news.solopos.com (14/5/24), meyatakan bahwa remaja di Indonesia rata-rata telah melakukan hubungan suami istri sebelum menikah. Beliau menyampaikan bahwa remaja pada usia 16-17 tahun ada sebanyak 60 persen, pada usia 14-15 tahun ada sebanyak 20 persen, dan pada usia 19-20 tahun sebanyak 20 persen. Berdasarkan fakta data tersebut diatas, seolah-olah generasi muda telah mendapatkan sebuah penilaian yang buruk bahwa anak muda belum bisa menjadi teladan atau contoh bagi generasi selanjutnya.

Tuhan sangat serius dengan generasi muda dan Tuhan menghendaki supaya setiap anak muda bisa menjadi teladan dalam hal perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan dan kesucian seperti yang sampaikan oleh Rasul Paulus kepada anak rohaninya, Timotius. 1 Timotius 4:12. Dan untuk itulah Roh Kudus dicurahkan pada akhir zaman ini untuk anak muda supaya Tuhan bisa memakai anak-anak muda dengan luar biasa. Dan hal inipun pernah disampaikan oleh Bapak Gembala Sidang / Pembina GBI Jl. Gatot Subroto Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo dalam acara Empower 21 Oktober 2011, dikatakan bahwa “Jadi kedepan ini kita akan melihat, meskipun itu mungkin anak-anak muda, mungkin terlalu muda, tapi justru mereka yang jadi prajurit-prajurit yang gagah perkasa.” Jika ingin melihat penuaian / pertobatan yang besar terjadi, libatkan anak-anak muda.

Kemudian, untuk menjangkau dan melayani mereka, dimanakah keberadaan anak-anak pada usia-usia tersebut? jawabanya adalah sebagian besar dari mereka sedang menghabiskan waktunya dibangku sekolah SD, SMP atau SMA/K dan kampus. Namun usaha untuk menjangkau dan melayani mereka tentunya butuh banyak pihak yang terlibat dalam menangani mereka.

Jadi, bagaimana supaya generasi muda saat ini bisa mengalami perubahan, dan apa yang harus kita lakukan dengan melihat data kondisi dan kerinduan Tuhan bagi generasi muda seperti yang disebutkan diatas? Kitab Amsal 22:6 menyatakan “DIDIKLAH ORANG MUDA menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Kata DIDIKLAH itu mengandung arti bahwa anak muda perlu diajar, dibina, dilatih dan dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Jadi, Perlukah Gereja Melayani Sekolah Dan Kampus?

Jawabanya, sangat amat perlu! Sebab menurut Thomas Pentury, Dirjen BIMAS Kristen / kemenag RI menyampaikan bahwa “ketersediaan guru (tenaga pendidik) agama Kristen di sekolah masih sangat terbatas. Hal ini membuat sejumlah sekolah menyerahkan penilaian pelajaran agama pada GEREJA atau institusi non-pendidikan,” https://kemenag.go.id/nasional/guru-pendidikan-agama-kristen. Hal ini menunjukan bahwa instansi pendidikan / sekolah harus bekerjasama dengan gereja atau sebaliknya untuk mendidik mereka menurut jalan yang patut bagi mereka. Jadi, mari para pelayan-pelayan muda, kita sambut baik kesempatan ini untuk kita bisa menuai generasi kita yang ada di sekolah dan kampus disekitar kita. SELAMAT MENUAI JIWA-JIWA BAGI TUHAN!!!


Bahan Diskusi

  1. Menurutmu, perlukah kamu dan gerejamu melayani sekolah dan kampus?
  2. Jika kamu sebagai seorang pelajar / mahasiswa, sudahkah kamu terlibat dalam pelayanan sekolah/kampusmu? Jika belum, jelaskan!
    (AS)