Hari-hari ini, Penggembalaan terus mengingatkan kita, dalam masa penuaian jiwa besar-besaran, kita harus unity dan berkolaborasi.
“Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.” Roma 14:19
Di tengah-tengah upaya kita untuk unity, faktanya tetap akan selalu ada konflik. Kalau kita baca dalam ayat-ayat sebelumnya, Rasul Paulus sedang berbicara mengenai konflik-konflik yang terjadi di jemaat di Roma. Rasanya kalau kita baca, banyak hanya masalah-masalah yang kecil. Mengenai makanan-minuman, orang konflik gara-gara konsumsi. Yang satu bilang ini boleh dimakan, ini ngga boleh dimakan. Ada yang bilang kita harusnya cuma makan sayur aja. Ada yang bilang kita itu udah merdeka, makan apa juga bebas. Ada lagi konflik mengenai mana hari yang lebih penting, ada yang bilang semua hari sama saja baiknya.
Kalau kita lihat di ayat 17, saya membayangkan Rasul Paulus tuh lagi geregetan waktu nulis ini: Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Sudah, kok yang dipikirin makanan-minuman melulu, pikirin perkara yang di atas!
Pak Rusli sering mengingatkan, bukan batu besar yang bikin kita tersandung, tapi justru kerikil-kerikil yang kecil yang bikin kita tersandung. Ayo, masalah yang besar kita buat jadi kecil, masalah kecil kita hilangkan.
Kita juga perlu saling merendahkan hati, saling mengerti satu sama lain, ada yang gayanya seperti ini, kita terima. Antar generasi selalu ada perbedaan gaya. Antara generasi X dengan generasi milenial, generasi Z, apalagi generasi alpha itu sudah pasti berbeda. Ayo kita saling menerima satu sama lain.
Rasul Paulus bilang sama Timotius, Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Yang lebih senior jangan menganggap remeh yang lebih muda. Anak-anak muda itu pintar-pintar. Sebaliknya, yang muda juga harus punya manner, menghormati yang lebih senior. Harus mengapresiasi yang lebih senior, belajar dari pengalaman mereka.
Amsal 22:4 “Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan, dan kehidupan.“
Kalau unity, Mazmur 133 katakan juga katakan berkat yang sama, kesanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. Amin.
Tapi kalau ada hal yang sudah bertentangan dengan firman Tuhan, tentu ngga apa-apa kita tegur. Firman Tuhan juga katakan agar kita saling menegur satu sama lain. Tapi kita juga perlu ingat, menegur itu dimulai dari empat mata. Atur waktu yang tepat, negurnya dengan tulus hati, dengan kepala dingin, bukan dalam kondisi marah.
Mari apapun pelayanan yang Tuhan percayakan, kita lakukan dengan baik dan dengan setia, dan terakhir
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. (Roma 12:11)
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3:23)
Mari terus berusaha, tetap semangat, jangan kendor walaupun ada banyak konflik dan masalah. Ingat, besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya. Tergantung bagaimana respons kita terhadap konflik dan masalah-masalah yang ada.
Amin.
Source: https://dbr.gbi-bogor.org/
Penulis: Leo Cahyadi