Les Pari Risqués du Ciel: Explorations et Découvertes au Jeu de lAvion Casino

Dans son ouvrage captivant, l'auteur nous entraîne dans un univers où l'aviation devient un véritable jeu de hasard. Les destins se croisent, les enjeux s'élèvent, et les pilotes se lancent dans des défis toujours plus audacieux. Chaque vol devient une aventure, chaque manœuvre un risque calculé. L'effervescence du sur le net Jeux lobby plane au-dessus de chaque exploration aérienne, ajoutant une dimension de suspense à chaque instant.

Les passionnés d'aviation trouveront dans ces récits une source inépuisable d'inspiration et d'émerveillement. Les descriptions détaillées des paysages survolés, des rencontres inattendues et des défis surmontés transportent le lecteur au cœur de l'action. Les pilotes deviennent des joueurs intrépides, pariant sur leur habileté à dompter les cieux tout en jonglant avec les aléas du Jeu de l'Avion Casino.

Chaque page de ce livre est comme une carte posée sur la table de jeu, invitant le lecteur à se laisser emporter par le tourbillon des aventures aériennes. Les découvertes se succèdent, les émotions s'entremêlent, et l'adrénaline monte à chaque virage. L'auteur nous rappelle que, dans le deposit Jeux les populaires, la prudence peut parfois être la clé du succès, mais que le goût du risque fait aussi partie intégrante de l'expérience aérienne.

En refermant ce livre, on réalise que voler n'est pas seulement une question de mécanique et de navigation, mais aussi une véritable aventure humaine. Chaque pilote, chaque passager, devient un acteur de ce grand théâtre aérien où se jouent les parties les plus exaltantes du se connecter Jeux 2024. Les ciels deviennent des terrains de jeu infinis, où se mêlent passion, courage et audace.

Keluarga Yang Kokoh

Materi COOL Umum Minggu 3 | Juli 2024

Mazmur 127:1Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga

Pendahuluan

Kehidupan keluarga saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih berat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana spirit keduniawian semakin kuat. Contoh gaya hidup yang hedonisme, kesuksesan yang hanya diukur dengan materi, pergaulan bebas, fenomena LGBT, dan bahkan perkembangan teknologi yang pesat jika tidak disingkapi dengan benar maka akan membawa dampak yang tidak baik, menghancurkan komunikasi dalam keluarga, terjadinya perselingkuhan yang menyebabkan keretakan dan kehancuran dalam keluarga. Bagaimana kita menghadapi keadaan seperti ini? Sharingkan. Untuk membangun keluarga Kristen yang kokoh, maka kita sebagai pasangan atau orang tua, harus melibatkan dan menghadirkan Tuhan dalam keluarga kita. Ketika Tuhan hadir dalam keluarga kita, maka kita sebagai pasangan, orang tua, dan anak-anak akan dimampukan hidup takut akan Tuhan.


Isi dan Sharing

Bagaimana kita dapat membangun keluarga yang kokoh:

  1. Suami-Istri Sama-sama Mengasihi Tuhan ( Matius 7:24-27, Mazmur 127:1-2 )
    Cinta akan Tuhan merupakan fondasi untuk membangun keluarga yang kokoh dan hidup akan Tuhan. Jika kita mengasihi Tuhan maka kita akan melakukan firman Tuhan. Dalam Matius 7:24-27 orang yang mencintai Tuhan adalah orang yang membangun rumahnya diatas batu, sehingga ketika badai menerpa maka rumahnya tetap berdiri dengan kokoh tidak seperti rumah yang dibangun di atas pasir. Keluarga yang kokoh harus membangun rumahnya di atas batu karang yang teguh, suami-istri harus sama-sama cinta Tuhan Yesus dan terus membangun keluarganya dalam kebenaran firman Tuhan. Membangun keluarga dalam kebenaran firman Tuhan secara korporat dapat dilakukan dengan mezbah keluarga. Dimana Tuhan hadir, saling mendoakan, mengasihi, memberikan teladan dan mempraktekan firman Tuhan, seperti yang telah kita bahas dibahan COOL bulan Mei 2024 pada minggu terakhir.
  2. Memiliki Visi Yang Sama
    Visi yang sama menentukan tujuan hidup yang sama. Tujuan yang sama membuat keluarga memiliki arah yang sama. Bila suami-istri bersama dengan anak-anak yang Tuhan anugerahkan memiliki visi yang sama, maka mereka dapat bekerja sama untuk mencapai visi mereka. Tiap anggota keluarga memiliki potensi dan talenta yang berbeda. Namun saat perbedaan dalam anggota keluarga tersebut dijalankan bersama-sama, maka akan menghasilkan perkara-perkara besar. Visi yang sama, seharusnya terlebih dahulu dimiliki oleh suami-istri sebagai sebagai inti keluarga. Bila orang tua telah memiliki visi yang sama, maka dengan mudah mengimpartasikannya kepada anak. Bila setiap anggota keluarga visi yang berbeda, maka keluarga ini sulit menjadi keluarga yang kuat. Tetapi saat keluarga memiliki visi yang sama, maka mereka akan menjadi kuat dan tangguh, terlebih lagi bila mereka menerima dan menyakini visi mereka itulah yang Tuhan beri, sehingga mereka dalam melakukannya pun dapat pengurapan dari Tuhan.
  3. Memiliki Waktu (Quality Time) Bersama
    Semasa pra-nikah pada umumnya selalu ada waktu yang berkualitas secara bersama. Dapat membicarakan berbagai hal, mulai dari hal kecil sampai kepada perkara besar. Satu sama lain dengan senang hati dan penuh perhatian untuk mendengarkannya. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, setelah menikah sering tidak ada quality time secara bersama. Kesibukan dalam pekerjaan menyita waktu, sehingga ikatan emosi satu dengan yang lain dalam keluarga bisa rapuh. Karena itu waktu keluarga harus direncanakan, makan malam bersama dapat merupakan waktu yang baik. Sebagai contoh : ada keluarga yang membuat satu kali dalam 1 minggu mengadakan sambung rasa. Dalam acara ini setiap keluarga menyampaikan kerinduannya dan masalah yang dihadapi. Acara tersebut dapat juga diselingi dengan game yang seusuai dengan usia anggota keluarga. Dalam acara ini tidak diperkenakan memegang HP, semua fokus kepada acara bersama. Waktu keluarga yang dilakukan secara baik akan menghasilkan ikatan emosi yang kuat dan mendalam bagi setiap anggota keluarga.

Kesaksian

Dari tiga hal yang telah kita bahas diatas, ceritakan kesaksian Anda bagaimana dalam membangun keluarga yang kokoh. Sharingkan.


Kesimpulan dan Mendoakan

Jadikanlah Tuhan Yesus sebagai dasar dalam membangun keluarga yang kokoh dengan mempraktekan kasih Tuhan dalam keluarga, memberikan teladan yang baik untuk anggota keluarga, dan saling mendukung satu dengan yang lain.

Tuhan Yesus Memberkati.