Shalom saudara yang dikasihi Tuhan. Jumpa kembali hari ini dengan Anda. Saya berdoa semoga Anda dalam keadaan sehat, diberkati dan penuh sukacita.
Lukas 2:6-7 “Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.”
Saudara yang dikasihi Tuhan, minggu-minggu ini kita masuk dalam masa untuk menyambut kelahiran Tuhan Yesus.
Saya mengajak Anda untuk membuka kitab
Lukas 2:6-7 “Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.”
Bayangkan jika Anda adalah seorang ibu dan Anda melahirkan anak, pastinya Anda akan memilih tempat terbaik untuk melahirkan buah hati Anda.
Sekalipun mungkin semua rumah sakit yang ada penuh. Setidaknya Anda akan mencari ruangan yang pantas untuk Anda bersalin dengan nyaman. Tetapi berbeda dengan seorang Maria, dia melahirkan di sebuah kandang dan ia terpaksa menaruh bayinya di dalam tempat makanan domba dan dia dibungkus dengan kain lampin.
Bila kita membayangkan ini, pasti hati kita bergetar. Bagaimana mungkin sosok yang besar itu harus lahir di tengah kondisi yang terbatas? Bagaimana seharusnya kita memandang realita ini, bahwa seorang Raja yang dinanti-nantikan justru hadir di tengah kesederhanaan?
Dari kelahiran Yesus kita bisa belajar bahwa kita bisa saja hebat dan punya segalanya. Tapi jika Tuhan mengizinkan kita berada di titik terendah dan seakan sulit untuk kita menerima keadaan itu, percayalah bahwa Ia akan memakai keadaan tersebut untuk mengangkat kita. Jadi, masa penantian akan kelahiran Yesus adalah masa-masa perenungan yang mendalam. Bahwa Dia hadir untuk di dalam segala keadaan untuk menolong Anda dan saya.
Hari ini, maukah Anda siap dengan segala keadaan untuk hidup kita dipakai dan diproses Tuhan menjadi emas dan kita boleh menjadi alat kesaksian bagi orang lain. Mari renungkan Firman ini.
© Maria Kaesmetan, Spiritual Life CBN Indonesia
source: jawaban.com