Nehemia 1:11 “Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini.” Ketika itu aku ini juru minuman raja.
Jika kita membaca Nehemia pasal 1 ini, kita akan mendapati bahwa sekalipun berada di pembuangan, Nehemia memiliki kehidupan yang nyaman dan jabatan yang penting. Di ayat 11 ia menyatakan bahwa dirinya juru minuman raja.
Bisa menjadi seorang juru minuman raja artinya Nehemia adalah orang yang kepercayaan raja. Karena dia harus memastikan bahwa minuman yang diminum raja tidak beracun. Selain itu jabatannya membuat Nehemia setiap hari bertemu dengan raja.
Walau demikian, ketika Nehemia mendapatkan kabar tentang kondisi Yerusalem dari saudaranya, ia merasa gundah. Ia berdoa dan berpuasa, serta merendahkan diri di hadapan Tuhan. Yang menarik, sekalipun tidak diberi penjelasan secara mendetail Nehemia menganjukan sebuah rencana dan meminta campur tangan Tuhan agar apa yang ia rancangkan bisa berhasil.
Ia berseru kepada Tuhan, “biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini.” Siapa orang yang dimaksud Nehemia? Jika Anda membaca pasal 2, maka Anda akan menemukan jawabannya, yaitu : Raja Artahsasta.
Nehemia tahu benar bahwa tanpa campur tangan Tuhan, sekalipun ia memiliki kedekatan dengan raja, rencananya bisa gagal dan bahkan bisa saja ia malah kehilangan jabatan dan nyawanya. Namun ia rela mempertaruhkan hidupnya untuk bangsanya. Yang pertama ia lakukan adalah berjuang di hadapan Tuhan dalam doa dan puasa untuk mohon perkenanan dan campur tangan Tuhan.
Mengapa Nehemia melakukan itu? Karena ia tahu kebenaran bahwa Tuhanlah yang memegang hati raja (Amsal 21:1). Jadi jika Tuhan berkehendak, Ia bisa melembutkan Raja Persia tersebut untuk memulihkan kondisi tembok Yerusalem.
Apakah kita sudah seperti Nehemia yang menyadari bahwa jabatan dan koneksi yang ia miliki tidak sepenting hubungan dengan Allah yang memegang kendali kehidupan?
Ya, Nehemia tidak mengandalkan jabatan atau koneksinya dengan sang raja, namun dia mengandalkan koneksinya dengan Kerajaan Allah. Ia mengandalkan Tuhan untuk mewujudkan rencananya.
Siapakah yang kita andalkan hari ini? Diri kita sendiri, harta atau jabatan kita, atau orang yang kita kenal? Sadarilah bahwa semua itu sia-sia, dan mendatangkan kutuk bagi kita (Yeremia 17:5-6).
Action : Mari jadikan hubungan kita dengan Allah menjadi prioritas kehidupan kita, dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal menjadi gaya hidup kita. Maka percayalah, bahwa keberhasilan akan menyertai langkah-langkah kita.
Ayat Hafalan:
Yeremia 17:7-8 “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”
source: jawaban.com